Cerita Perjalanan-Wisatagrafi



Jangan pandang darimana asal ku berada, jangan pandang bagaimana cerita ini akan berjalan, ikuti saja arus perjalanan ceritanya maka semuanya akan terlihat indah. Aku bukanlah seorang anak dari keluarga kaya raya yang akan menceritakan kemewahan yang diperlihatkan, aku juga bukanlah seorang anak yang tinggal di kota metropolitan yang akan menceritakan pergaulan, kebebasan dan kemewahan, bukanlah anak dari pejabat tinggi daerah yang akan menceritakan kehidupan yang terjamin dan nyaman, melainkan aku hanyalah seorang anak pulau yang datang sebagai perantau di Pulau Jawa yang akan menceritakan kesederhanaan dan syukur akan apa yang telah kujalani. Anak pulau yang datang dari sebuah pedalaman jauh oleh pandang mata. Datang dengan sebuah keyakinan, keyakinan untuk membawa perubahan untuk daerah yang ditinggal. Datang dalam nuansa yang baru yang semuanya tidak dapat diikuti karena saat ini pilihanlah yang akan menentukan arah ku berjalan dan bagaimana aku akan menjalaninya.
 Ada sebuah kutipan dari Jesse Jackson, ia mengatakan ” Jika pikiran saya bisa membayangkannya, hati saya bisa meyakininya, saya tahu saya akan mampu menggapainya”. Saat ini, banyak hal yang ingin dibayangkan dan diyakini untuk dicapai namun terkadang ada hal lain yang bisa merusak semuanya yaitu perasaan dan opini. Perasaan memunculkan keraguan ketika ingin menggapai hal tersebut dan opini dari orang lain terkadang sangat berpengaruh terhadap keputusan kita. Namun, aku berpegang pada satu hal yaitu harapan. Pengharapan yang akan membuatku semakin yakin akan hal yang ingin kugapai saat ini. Walaupun perasaanku dan opini orang lain mengatakan banyak hal, tetapi aku yakin bahwa semua orang memiliki persepsi yang berbeda akan suatu hal. Pada akhirnya semua akan kembali kepada pengambil keputusan itu.
Itulah yang membuatku bisa sampai pada jalan ini. Sebuah kebanggan dapat diterima di Perguruan Tinggi Negeri terbaik di Indonesia. Berada di tengah-tengah orang yang berbeda budaya bukanlah hal yang mudah. Menyesuaikan diri adalah hal pertama yang sangat perlu dilakukan dan yang lainnya adalah meng-explore wisata yang ada.
Suatu ketika aku bertemu dengan seseorang yang sama sekali tak ku kenal ketika sedang registrasi Mahasiswa Baru 2014.
“Hai, nama kamu siapa?”, ujarnya membuka pembicaraan.
“Namaku Phiya, kalau kamu?”,
“Aku Bindan, aku dari Bekasi. Kamu darimana asalnya?”. Dia sangat hangat untuk orang yang baru ia kenal.
“Aku dari Pulau Nias”,
“Wah itu dimana? Kok ga pernah dengar nama pulau itu ya?”,
“Itu salah satu pulau yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Kalau kamu pernah dengar Lompat Batu, itu merupakan ciri khas daerahku yang sangat dikenal”,
“Oh ya? Aku belum pernah dengar sebelumnya”,
“Kapan-kapan kalau kita berjumpa lagi, aku akan mengajakmu untuk berkunjung di daerahku. Sekarang giliranmu”, ucapku mengakhiri pembicaraan. Dia pun tersenyum padaku.
            Seiring berjalannya waktu aku memahami berbagai hal yang mungkin aku belum mengerti sama sekali, seperti bahasa, kebiasaan bahkan kuliner yang mungkin masih terasa asing di telinga dan mulut.
            Aku menjadi bagian dari Departemen Perencanaan Wilayah Kota, yang terbesit adalah merencanakan kota dengan baik, jalan-jalan alias explore dan kulineran. Dengan modal pengetahuan aku mulai menjajaki jurusanku yang sama sekali bukanlah pilihan awal dari cita-cita yang ingin digapai. Bahkan hal yang tak pernah kupikirkan sebelumnya untuk dijalani.
            Alhasil, sampai saat ini aku banyak menjajaki daerah-daerah di Kota Semarang dan sekitarnya serta beberapa Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah. Bukan hal yang mudah untuk masuk dalam setiap daerah yang memiliki bahasa dan kebiasaan yang berbeda. Ketika aku menjadi mahasiswa baru, daerah yang pertama kukunjungi adalah Semarang Utara tepatnya di Pelabuhan Tanjung Mas.
Belajar banyak bagaimana kondisi fisik di daerah tersebut. Terdapat beberapa bahaya geologi di daerah tersebut diantaranya adalah amblesan, rob dan penurunan permukaan tanah. Amblesan terjadi karena kapasitas jalan untuk menampung beban diatasnya tidak sesuai sehingga beberapa jalan mengalami amblesan. Rob merupakan banjir yang disebabkan oleh pasangnya air laut. Air laut yang pasang ini umumnya akan menahan air sungai yang sudah menumpuk, akhirnya mampu menjebol tanggul dan menggenangi daratan. Sedangkan, penurunan permukaan tanah ini mencapai 8cm per tahunnya, bahkan ketika melakukan survei di beberapa titik di wilayah ini terdapat banyak rumah yang mengalami penurunan hingga rumah setinggi badan pemilik dan jendela rumahnya tepat berada diatas permukaan tanah.
 Dibalik survei tersebut, terdapat beberapa titik spot yang cocok untuk background sebuah foto dengan konsep monochrome. Pemandangan yang cukup indah tetapi sedikit unik karena ditengah perairan tersebut terdapat sebuah rumah tua yang ditumbuhi oleh ilalang. Mungkin bagi seorang photografer daerah tersebut bisa menjadi salah satu tempat untuk membuat sebuah konsep foto tentang nostalgia atau konsep foto lama.
Ketika belajar tentang geologi lingkungan yang berhubungan dengan kondisi fisik alam, banyak hal yang membuatnya semua menjadi berbeda. Misalnya, untuk pertama kalinya menjilat batu, untuk pertama kalinya mengidentifikasi jenis batuan secara langsung,  rela panas-panasan untuk mencari batuan yang tidak diketahui untuk ditanyakan ke Asisten Dosen. Salah satu spot foto yang dapat dijadikan sebuah background foto adalah sebuah dinding hasil kerukan sehingga seperti dinding-dinding batu. Mungkin bisa menjadi spot  foto untuk prewedding dengan konsep pasangan menggunakan baju couple casual, kesan foto yang disampaikan adalah kesederhanaan dan kehangatan. Ya, mungkin itu gambaran sederhana bagi penyuka fotografi amatiran seperti aku.
Hal yang perlu dipikirkan adalah jangan berpikir banyak hal ketika survei, santai aja dulu dan nikmati prosesnya karena setiap hal yang kita lewati akan ada hal yang indah akan kita lewati juga, itulah momen terbaik dalam setiap perjalananku.
“Survei itu penting untuk mencari data yang valid langsung dari daerahnya, tetapi refreshing itu juga perlu. Istilahnya, kuliah sambil jalan-jalan”, ucap salah seorang temanku.
“Kenapa tidak? Bagaimana kalau kita kesini?”,
“Agendain kesini aja sebelum balik ke Tembalang”.
            Sebuah destinasi adalah sebuah tujuan. Setiap tujuan memiliki kesan tersendiri, hal ini dapat dilihat dari segi aspek fisik alam dan non fisiknya. Adanya perbedaan aspek fisik dan non fisik berserta tata guna lahannya membuat karakteristik suatu daerah yang berbeda-beda dengan potensi dan masalah yang ada. Potensi inilah yang menjadi destinasi yang akan dikunjungi dan masalah merupakan hal yang akan di teliti melalui berbagai analisis.
            Inilah keindahan dari kuliah sambil berwisata. Seorang surveyor yang akan melakukan survei akan pergi ke berbagai tempat mengikuti map daerah yang menjadi wilayah studi dan disaat seperti itulah akan banyak hal indah yang ditemui di sepanjang peralanan. Misalnya, view alam yang masih original, perbukitan yang berkabut disaat pagi hari dan banyak hal yang mungkin hanya aku dan surveyor lainnya serta penduduk sekitar yang merasakan keindahannya. Andai saja saat itu aku membawa kamera SLR mungkin aku akan mengabadikan bukit dengan kabut putih ditengah matahari terbit saat pagi hari. Mungkin saat seperti ini diperlukan ilmu fotografi seorang surveyor (anggap saja saat itu dirimu adalah wisatawan juga).
            Mungkin aku bukan orang yang menyukai wisata menantang seperti rafting, naik gunung dan panjat tebing tetapi aku adalah orang yang menyukai sesuatu hal yang indah dan alami dan yang paling penting adalah yang bisa merefleksikan pikiran dengan ketenangan dan kesegaran melalui wisata alam. Bukan karena tidak menyukai tantangan tetapi berhubung tugas kuliah berlimpah ruah, hanya bisa menikmati wisata alam yang dekat dan mudah dijangkau atau dekat dengan wilayah studi. Saking sederhananya tempat yang kukunjungi, spot  foto yang bagus adalah maskot daerah tersebut, misalnya alun-alun yang menjadi ciri khas daerah dilengkapi dengan tulisan lampu warna atau berfoto disuatu titik perbatasan antara daerah yang satu dengan daerah lainnya dan masih banyak lagi yang mungkin terbilang unik dan berkesan.
Suatu kali, ketika survei ke suatu desa yang cukup jauh dari tempat penginapan, aku berfoto pada satu titik tempat yang mungkin cukup unik yaitu jembatan. Namun jembatan ini bukanlah jembatan besar, jembatan ini hanya  terbuat dari kumpulan bambu-bambu yang menghubungkan jalan dengan perumahan warga dan berukuran kecil. Entah apa jadinya jika jembatan yang kulewati saat itu jatuh karena ketika survei tersebut aku bersama temanku yang memiliki berat badan yang lebih dari aku.
            Selain di tempat survei, tempat lain yang tidak kalah menarik untuk dikunjungi adalah Eling Bening yang terdapat di Kabupaten Semarang. Wisata alam di tempat ini sungguh menarik karena kita dapat melihat jalan menuju Magelang dan dapat melihat wisata Kampung Rawa dan Perbukitan yang sangat indah. Diengkapi dengan resto dan tempat bermain membuat tempat ini menjadi sasaran pengunjung di akhir pekan.
            Tempat wisata ini memiliki kekuatan refleksi ketenangan disaat melihat pemandangan alam yang sangat indah. Walaupun panas terik matahari yang sangat menyengat, nuansa bening yang ditawarkan sangat menarik. Inilah yang membuatku cukup betah dan ingin berkunjung lagi. Berbicara tentang spot foto, disini memang banyak titik-titik view yang sangat bagus jika dijadikan sebuah background foto. Untuk fotografi sendiri, konsepnya lebih mengarah pada kesan ceria dan sangat cocok untuk mengabadikan kebersamaan dengan keluarga, teman dan pasangan.
            Untuk sebagian orang mencari waktu luang cukup mudah untuk disisihkan, namun bagiku dan teman-temanku bukan mencari waktu luang tetapi meluangkan waktu untuk rehat sejenak dari deadline tugas yang begitu banyak yang hampir setiap hari mewarnai hari-hari perencana muda ini karena mencari waktu luang sangat sulit. Setidaknya dalam waktu satu minggu yang penuh dengan laporan, kelompokan dan survei, menyempatkan diri untuk menikmati hal yang diingankan. Misalnya, aku sering ke berkunjung ke Mc Donald untuk menikmati Es Krim, berkunjung ke Semarang Bawah untuk mencari angin segar bahkan disaat aku meluangkan waktu untuk jalan-jalan, aku benar-benar akan pergi ke suatu tempat walau itu jauh.
Aku ingat satu momen ketika aku dan teman baikku sedang gabut dan kami bingung mau kemana dan saat itu cuaca sedang tidak menentu kadang hujan dan kadang cerah. Akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Cimory yang terletak di Ungaran. Saat itu hujan sangat deras, namun keinginan kami tidak membuat kami mundur dan balik ke Tembalang. Kami menggunakan jas hujan hingga suatu insiden tak diduga terjadi. Aku ingin berhenti dan menaiki bahu jalan namun karena hujan dan jalanan licin, motorku jatuh dan kami pun juga jatuh dari motor, tertawa adalah hal yang pertama terjadi setelah insiden itu yang membuat kami menyadari betapa anehnya perjalanan kami yang menembus hujan.
Dibalik itu semua, banyak hal yang membuatnya menjadi berarti. Semua hal yang kita lakukan tidak ada yang tidak berarti, semua berarti ketika kita memandangnya dari sudut yang lain, jadi jangan hanya menggunakan satu sisi untuk menjadikannya berarti. Semua hal mungkin indah tetapi yang indah itu tidak di jaga. Terkadang hanya bisa menikmati tetapi tidak tahu bagaimana caranya merawat dan melindungi. Boleh explore, boleh update tetapi jangan lupa syukuri karya Tuhan yang begitu besar dalam kehidupan ini karena hal itu yang bisa membuatmu ceria. Jangan telat untuk menyadarinya karena banyak hal indah yang ada di sekeliling kita. Sekecil apapun itu akan sangat indah jika kita menggunakan sisi lain untuk melihatnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas Kuliah Planologi-Analisis Pusat Pelayanan dengan Menggunakan Skalogram (Skala Guttman)

Tugas Kuliah Planologi-Teori Perencanaan

3 Variety Show Korea Paling Lucu dan Konyol